Aksestabilitas Pendidikan Di Sumut Masih Lemah


MedanBisnis – Medan. Koordinator Kopertis Wilayah I Sumatera Utara (Sumut) Prof Dian Armanto menilai, sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana pendidikan, serta sebaran perguruan tinggi, juga program studi yang tidak merata membuataksestabilitas pendidikan di Sumut masih dianggap lemah.
Dian menuturkan, perguruan tinggi (PT) juga masih terpusat di kota. Selain itu, kualifikasi tenaga pendidikan dan kependidikan juga masih banyak yang berpendidikan S1, selain sarana dan sistem informasi, penelitian dan pengabdian masyarakat juga masih sedikit dan bersifat lokal.

“Ini, dapat dilihat dari jumlah dana yang didapat dari publikasi ilmiah. Padahal untuk bisa berstandar unggul (akreditasi A) kualifikasi kepangkatan akademik tenaga pendidikan dan pendidikan minimal S3 sebanyak 40% untuk dosen, dan S2 bagi tenaga pendidik dan kependidikan,” ujarnya dalam Rapat Kerja Komunitas Lembaga Riset Publik (Larispa) Indonesia, Sabtu (2/7) di Medan.

Saat ini, sambung Dian, hanya 6 perguruan tinggi di Sumut saja yang mendapatkan akreditasi B. Perguruan tinggi itu dipaparkannya yakni Universitas Pembangunan Panca Budi Medan, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan, Universitas Medan Area, Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Deli Husada, dan Akademi Refraksi Optisi Binalita Sudama Medan.

Terkait masih banyaknya perguruan tinggi yang masih terpusat di kota, Dian berharap agar investor mau membuka lembaga pendidikan di daerah-daerah yang tidak memiliki lembaga pendidikan lanjut seperti Batubara, Humbahas, Dairi dan Tapanuli Selatan. Karena menurutnya, sangat banyak permintaan masyarakat agar didirikan lembaga pendidikan tingkat atas di daerah-daerah tersebut. “Bulan sepuluh ini saya tunggu bagi yang mau, akan diprioritaskan dan direkomendasikan. Syarat utama, punya dosen 6 orang,” tegasnya.

Ketua Panitia Rapat Kerja Larispa M Fitri Rahmadana menjelaskan Larispa adalah satu-satunya lembaga mandiri yang telah membantu 283 prodi di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk itu, melalui kegiatan tahunan ini, dapat meng-updating keahlian anggota komunitas dalam melakukan adaptasi terhadap perkembangan peraturan dan standar nasional pendidikan. “Sehingga anggota Larispa bisa menjadi pendamping Perguruan Tinggi Swasta (PTS), agar dapat meraih akreditasi, minimal B,” sebutnya. (rozie winata)

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/07/04/243996/aksestabilitas-pendidikan-di-sumut-masih-lemah/#.V4PFw9J961s