Anggota Panja Evaluasi Pendidikan Tinggi (Dikti) Komisi X DPR RI Nuroji mengatakan, masih banyak Perguruan Tinggi di Indonesia yang belum terakreditasi. Hal tersebut ditegaskan Nuroji disela-sela Rapat Dengar Pendapat Umum Panja Evaluasi Dikti Komisi X DPR dengan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
“Masih banyak sekali Perguruan Tinggi kita yang belum terakreditasi. Belum terakreditasinya Perguruan-perguruan Tinggi itu dikarenakan belum selesainya proses akreditasi yang dilakukan oleh BAN PT. Dan ada juga yang dikarenakan Perguruan Tinggi tersebut belum mengajukan proses akreditasi,” ucapnya di Gedung DPR RI, Senayan, Senin (12/3).
Nuroji merujuk data, dimana dari 4700 Perguruan Tinggi tercatat baru 1500 Perguruan Tinggi yang sudah terakreditasi. Sementara itu dari 26 ribu Program Studi yang ada, hingga kini tercatat baru sekitar 19 ribu yang terakreditasi.
“Artinya banyak Perguruan Tinggi yang sebetulnya tidak jelas, karena belum memiliki ukuran standarnya. BAN PT juga belum banyak menyelesaikan proses akreditasi yang diajukan, dengan alasan persoalan biaya dan kurangnya tenaga assessor,” jelasnya.
Disampaikan, salah satu penyebab lambatnya pengajuan akreditasi adalah karena permasalahan anggaran yang tidak tersedia. Oleh sebab itu, dengan adanya peraturan yang baru, maka dibentuk Lembaga Akrediatsi Mandiri Perguruan Tinggi (LAM PT).
“Tugas LAM PT akan memperkuat tugas BAN PT. Dimana beban biaya bisa terbagi kepada masyarakat. Begitu pula dengan masalah prosesnya yang juga terbagi dengan LAM,” ucap Nuroji.
Dengan demikian, lanjut dia, diharapkan banyak Perguruan Tinggi yang melakukan akreditasi melalui LAM tersebut. Sementara itu, sebahagian besar peran BAN PT adalah dalam masalah mutu Perguruan Tinggi, karena BAN PT yang menentukan standar mutu suatu Perguruan Tinggi dan Program Studi (Prodi).
Sumber: Daulat