Program studi (prodi) Apoteker di Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA’45) telah menjalani akreditasi beberapa waktu lalu. Usai akreditasi, jajaran pengurus yang diwakili Ketua Yayasan UTA’45, Bambang Sulistomo yang didampingi Rektor UTA’45, Virgo Simamora mendatangi kantor Perkumpulan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (Perkumpulan LAM-PTKes).
Tujuan pengurus kampus menemui Perkumpulan LAM-PTKes untuk meminta langsung penjelasan dan klarifikasi terkait hasil akreditasi yang dilakukan pada Januari 2018.
“Kita ke sini untuk minta penjelasan secara langsung terkait hasil penilaian akreditasi program studi Apoteker. Perguruan Tinggi ini kan hidupnya sangat bergantung juga terhadap akreditasi,” ujar Bambang dalam keterangan pers, Minggu 1 April 2018.
Dijelaskannya, UTA’45 sudah bertemu dengan pihak yang dianggap bertanggung jawab soal penilaian akreditasi, yakni Kepala Divisi Farmasi, Diana dan Wakil Ketua Perkumpulan LAM-PTKes, Prof Sutrisno.
“Kita sudah memberikan penjelasan dan mereka sudah mengerti keberatan-keberatan kita,” ujar Bambang yang juga putra pahlawan Bung Tomo ini.
Menurutnya, hasil penilaian akreditasi sangat berdampak dan memiliki pengaruh yang besar terhadap lulusan prodi Apoteker UTA’45.
“Jika pendidikan kami dinilai tidak bermutu, maka lulusannya juga akan dinilai tidak bermutu. Kami berterima kasih karena para pimpinan Lembaga Perkumpulan LAM-PTKes bersedia menerima keluhan kami. Kami diminta mengajukan banding untuk perbaikan penilaian secara resmi,” ujar Rektor UTA’45, Virgo Simamora.
Untuk diketahui, prodi Apoteker di Fakultas Farmasi UTA’45 telah melangsungkan proses akreditas pada 22-24 Januari 2018. Fakultas Farmasi adalah salah satu fakultas unggulan UTA’45 Jakarta yang sudah berdiri sejak Oktober 1964 dan sudah menghasilkan banyak ahli farmasi serta apoteker.
Sumber: Sindonews