Jakarta, Kemendikbudristek — Pesatnya pemanfaatan teknologi telah memengaruhi berbagai bidang, tak terkecuali bidang pendidikan. Integrasi teknologi menjadi salah satu poin penting dalam mendukung dan meningkatkan pembelajaran bahasa karena dapat menjangkau khalayak yang lebih luas, terlepas dari lokasi geografis mereka.
Teknologi membuat pembelajaran campuran menjadi lebih nyata dan dapat meningkatkan keterlibatan siswa dengan cara-cara baru. Namun, integrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini mungkin menjadi tantangan bagi guru dan siswa. Mereka dituntut harus mampu mengoperasikan berbagai perangkat yang mendukung proses pembelajaran secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, melalui The Twelfth Annual International Symposium of Foreign Language Learning/The 12th AISOFOLL, pemberdayaan perempuan dalam keterlibatan pengembangan inovasi di bidang teknologi akan terus ditingkatkan.
Dalam perspektif berbeda, Direktur SEAMEO Regional Centre for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language (SEAQIL), Luh Anik Mayani berpendapat bahwa, “Teknologi dapat membawa dampak pada budaya yang dinamis dalam perkembangan masyarakat modern. Situasi pandemi juga memengaruhi pria dan wanita secara berbeda. Kesetaraan gender menjadi salah satu perhatian yang muncul dalam perkembangan teknologi baru. Dengan demikian, kesetaraan gender harus ditempatkan di garis depan agenda dalam merancang peran baru dalam teknologi.”
Hal tersebut disampaikan Luh Anik pada kegiatan Simposium Internasional Tahunan untuk Pembelajaran Bahasa Asing yang ke-12 (The Twelfth Annual International Symposium of Foreign Language Learning/The 12th AISOFOLL) pada tanggal 6─7 Oktober 2021. Simposium tersebut diselenggarakan dengan moda campuran dan mengusung tema, “The Use of Technology to Assist Teachers and Students in Language Learning”.
Deputi Direktur Administrasi dan Komunikasi SEAMEO Secretariat, Kritsachai Somsaman, yang membuka simposium secara resmi menyebutkan bahwa tema simposium tahun ini sangat signifikan bagi kemajuan masa depan pendidikan, terutama dengan gerakan pembelajaran berkelanjutan.
“Secara pribadi, saya sangat senang melihat penggunaan Augmented Reality dan Virtual Reality dalam pembelajaran bahasa. Terima kasih untuk para pembicara dan peserta atas kontribusi besar dalam pemanfaatan teknologi yang memudahkan dan membantu siswa memiliki pembelajaran menyenangkan serta sukses mencapai tujuannya,” ungkap Kritsachai.
AISOFOLL ke-12 mengangkat enam subtema berikut: (1) Evolution and Impact of Technology to Assist Teachers and Students in Language Learning, (2) Technology to Assist Gen Z’ers Language Learners, (3) Technology to Improve Students’ 4Cs Competency, (4) Technology for the Enhancement of Language Skills, (5) Technology to Assess Students’ Learning Achievement, dan (6) Technology of Virtual Reality (VR) and Augmented Reality (AR) in Language Learning.
SEAQIL mengundang empat pembicara utama untuk dua sesi pleno simposium, yakni Euan Bonner (Kanda University of International Studies, Jepang), Russel Stannard (Teacher Training Videos.com, Inggris Raya), Frances Sinanu (Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia), dan Randall Martin (British Columbia Council for International Education (BCCIE), Kanada).
Selain itu, SEAQIL juga mengundang 6 pembicara undangan, 12 pemakalah saji, 6 pemakalah nonsaji, dan hampir 300 partisipan dari Filipina, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Thailand.
“Dengan hadirnya para pakar pendidikan bahasa serta guru dan pendidik bahasa, simposium ini diharapkan dapat menjadi wadah yang baik untuk belajar, berdiskusi, serta berbagi hasil penelitian dan praktik yang baik tentang integrasi teknologi dalam pembelajaran bahasa,” harap Luh Anik.
Tentang SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL)
SEAMEO Regional Centre for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language (SEAQIL) merupakan salah satu pusat regional dari The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) atau Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara. Di Indonesia, SEAQIL berada di bawah koordinasi Kemendikbud dan berfokus pada pengembangan kualitas guru bahasa (Bahasa Indonesia sebagai Penutur Asing (BIPA), Arab, Jepang, Jerman, dan Mandarin) serta tenaga kependidikan melalui pelatihan, seminar, lokakarya, dan pelayanan lainnya.* (Farah/Denty A.)
Narahubung:
Farrah Halimatussadyah (+62)895-4120-42002
Divisi Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
SEAMEO QITEP in Language
Jalan Gardu, Srengseng Sawah, Jagakarsa
Jakarta Selatan, Jakarta 12640
INDONESIA