Survei SMK Pusat Keunggulan: Lulusan SMK yang Lanjut Kuliah Meningkat


Program SMK Pusat Keunggulan merupakan program yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) sejak tahun 2020. Program ini akan berlanjut di 2022 untuk membangun SMK yang berkualitas.
Tujuan program SMK Pusat Keunggulan adalah menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja, serta menjadi rujukan/pengimbasan dalam peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya.

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengatakan hingga saat ini program SMK Pusat Keunggulan terus disosialisasikan ke SMK di seluruh Indonesia.

“Kami sosialisasi SMK Pusat Keunggulan dan Kurikulum Prototipe ke berbagai SMK di Indonesia, mungkin seluruh SMK se-Indonesia,” ucapnya dalam acara Silaturahmi Merdeka Belajar via YouTube Kemdikbud RI, Kamis (13/1/2022).

Wikan juga mengatakan bahwa untuk saat ini yang juga menjadi capaian positif adalah respon dari kepala-kepala SMK hingga jajaran guru yang menyambut baik program SMK Pusat Keunggulan.

“Minimal kepala-kepala SMK dan guru-guru SMK, serta direktur politeknik, dekan vokasi memiliki semangat dan gairah untuk maju ke depan, melakukan terobosan dalam konsep kebijakan link and match serta menyambut baik program yang diluncurkan,” imbuhnya.

Capaian Program SMK Pusat Keunggulan
Berdasarkan survei program, pada tahun pelajaran 2020/2021, persentase keterserapan lulusan yang melanjutkan ke pendidikan tinggi mengalami peningkatan sebesar 2,16 persen dibanding tahun pelajaran tahun 2019/2020.

Sedangkan persentase keterserapan lulusan yang berwirausaha terjadi peningkatan 1,07 persen dibanding 2019/2020. Namun, pada tahun 2020/2021 untuk jumlah lulusan yang bekerja mengalami penurunan sebesar 3,24 persen.

“Survei pendek untuk capaian SMK Pusat Keunggulan. Dari 901 SMK Pusat Keunggulan, ada satu tren di mana lulusan yang bekerja sedikit penurunan tapi ada peningkatan di lulusan yang lanjut ke pendidikan tinggi dan berwirausaha,” paparnya.

Praktisi Industri yang Mengajar Sudah 91%
Selain peningkatan keterserapan lulusan yang lanjut kuliah dan berwirausaha, Wikan juga menyampaikan tren positif SMK yang mengundang praktisi dunia kerja untuk mengajar.

Berdasarkan data yang dipaparkan Ditjen Vokasi, jumlah SMK PK yang terdapat instruktur praktisi dunia kerja yang mengajar sebesar 91 persen atau sebesar 777 SMK. Sedangkan jumlah SMK yang belum terdapat instruktur praktisi dunia kerja yang mengajar sekitar 9% atau 78 SMK.

“Ini hal yang menggembirakan. Salah satu karakter yang ingin kami pastikan muncul adalah jumlah praktisi industri yang mengajar secara rutin. Sebagian besar sudah menerapkan secara signifikan di SMK,” jelasnya.

Menurut Wikan, hal ini menjadi tren peningkatan di mana pakar industri yang mengajar di atas 50 jam per prodi per semester meningkat. Dari yang sebelumnya 20 persen sekarang jadi 41 persen.

Harapannya, ke depan SMK bisa mengundang rutin praktisi untuk datang mengajar selama 50 jam per prodi per semester. “Kita ingin menargetkan 50 jam per semester per prodi untuk praktisi dunia kerja (di semua SMK),” tuturnya.

Sumber : detik.com