Sejumlah mahasiswa didampingi dosen Faculty of Fine and Applied Arts, Chulalongkorn University, Jurusan Thai Traditional Music, mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Sekolah Indonesia Bangkok (SIB) untuk belajar musik tradisional kolintang dan gamelan, Selasa (5/4). Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah History of Eastern Music yang mewajibkan mahasiswa untuk mengeksplorasi budaya di Asia. Chulalongkorn University adalah perguruan tinggi peringkat pertama di Thailand, dan setiap tahunnya memberikan beasiswa terbanyak kepada mahasiswa asal Indonesia, dibanding dengan perguruan tinggi lainnya di Thailand.
Associate Professor dari Chulalongkorn University, Pornprapit Phoasavadi, selaku dosen yang mendampingi mahasiswa, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan berharap hubungan antara Chulalongkorn Universiity dengan KBRI Bangkok dan Sekolah Indonesia Bangkok dapat terus berlangsung dan makin dekat dalam kegiatan yang nyata.
“Kami mengundang Sekolah Indonesia Bangkok untuk mengikuti International Culture Camp yang akan diselenggarakan di musim panas tahun ini,” ucap Dosen yang akrab disapa Ajarn Rose ini, Selasa (5/4).
Merespons hal tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok, Achmad Wicaksono, mendukung dan menyambut baik kerjasama KBRI Bangkok dan Chulalongkorn University. “Inisiatif ini akan mempererat persahabatan Indonesia-Thailand, yang telah dimulai bahkan sebelum hubungan diplomatik Indonesia-Thailand diresmikan tahun 1950,” tutur Achmad dalam kesempatan yang sama.
Acara juga dihadiri Duta Besar RI di Bangkok, Rachmat Budiman, yang memberikan arahan pada saat mahasiswa Chulalongkorn mengikuti latihan gamelan.
Kepala Sekolah Indonesia Bangkok, Susianto, mengungkapkan bahwa para mahasiswa Thailand berlatih lagu “Suwe Ora Jamu” dan “Burung Kakatua” pada alat musik Kolintang dan lagu “Tabuh Khapot” pada alat musik Gamolan Lampung (Pekhing). Di akhir sesi, siswa menampikan hasil latihan secara bersama-sama. “Setelah menampilkan hasil latihan, siswa kemudian berganti instrumen agar bisa memainkan pola permainan pada beberapa alat musik tradisional yang disediakan,” tutur Susianto.
Kegiatan awal yang diikuti mahasiswa Chulalongkorn adalah workshop Kolintang dan Gamolan Lampung (Pekhing) di Sport Hall KBRI.
Setelahnya, para mahasiswa mengikuti workshop Gamelan Jawa. Mahasiswa berlatih lagu” Lancaran Suwe Ora Jamu” yang dimainkan pada gamelan pelog. Masing-masing mahasiswa memegang sebuah instrumen yang sudah dipilih untuk memainkan lagu sesuai notasi tertulis yang sudah dipersiapkan.
Di sela-sela latihan, Dubes Rachmat turut hadir dan memberikan penjelasan mengenai makna lirik lagu dan berdiskusi tentang keberagaman budaya di Indonesia bersama dosen dan mahasiswa yang hadir. “Peserta tampak gembira, antusias, dan aktif dalam diskusi maupun berlatih musik tradisional Indonesia,” ucap Susianto.
Selain belajar memainkan alat musik tradisional, Dubes Rachmat juga memberikan cinderamata berupa Dua Topeng Wayang sebagai lambang persahabatan KBRI dan Chulalongkorn, sedangkan Dosen Ajarn Rose memberikan buku karyanya tentang sejarah dan alat musik di provinsi Nan, Thailand. Para tamu disuguhi makanan khas Indonesia, yaitu lemper, risoles dan kue bolu. “Saya suka semuanya, latihan kolintang dan makanannya,” ungkap Nan, salah satu mahasiswa.