Pengelola perguruan tinggi swasta mengaku kesulitan mencari dosen bergelar doktor. Lulusan S-3 yang banyak dicari kampus ini lebih memilih bekerja di perusahaan swasta.
Pembina Badan Pembina Lembaga Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (BPLP PGRI) Sulistiyo mengatakan, banyak perguruan tinggi terutama dari penyelenggara pendidikan tinggi PGRI mengaku tidak mudah merekrut dosen yang relevan dengan program studinya. Dia mengungkapkan, ternyata banyak orang pintar yang sudah kuliah Strata 3 (S-3) tetapi tidak mau menjadi dosen. Kelangkaan dosen S-3 ini makin mengkhawatirkan di daerah karena mereka tidak mau menjadi dosen di kampus-kampus daerah.
“Kebanyakan lulusan S-3 tak mau jadi dosen. Mereka memilih berkarier di dunia swasta sebagai profesional,” katanya, belum lama ini.
Sulis menerangkan, keadaan ini sudah dilaporkan ke Ditjen Kelembagaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Pemerintah memberikan solusi bahwa Dikti akan memberikan beasiswa bagi lulusan S-1 yang cocok menjadi dosen. Namun pemerintah juga menemui kendala lain bahwa kampus pendidik dosen ini pun jumlahnya juga terbatas, sementara rekrutmen dosen hanya terjadi di daerah. Inilah yang menyebabkan dosen S-2 dan S-3 yang menjadi dosen tidak relevan dengan program studi yang diampunya.
Pemerintah, kata Sulis, pernah menyatakan kepada BPLP PGRI bahwa relevansi dosen itu seperti kopi susu. Misalnya, dosen jurusan kedokteran sebetulnya tidak terbatas dari lulusan kedokteran saja. Artinya, lulusan jurusan biologi dan kimia pun masih relevan menjadi dosen kedokteran.
“Sayangnya, pemahaman antara instansi akan hal tersebut masih kurang sehingga saat pengajuan penambahan dosen ke Kopertis pun mengalami hambatan,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, BPLP PGRI membawahi 55 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Terdiri dari 10 universitas, tujuh IKIP, 26 STKIP, tujuh sekolah tinggi, tiga akademi dan dua politeknik. Sebagai lembaga yang banyak jumlahnya, ucapnya, perguruan tinggi PGRI sangat bervariasi dalam besaran dan mutunya. BPLP juga telah melakukan pemetaan perguruan tinggi berdasarkan indikator berdasar pada ketersediaan sumber daya, efektivitas tata kelola dan fasilitas pembelajaran.
“Kami membentuk Forum Pimpinan Penyelenggara dan Pimpinan PT PGRI (F3P PT PGRI) untuk mengedepankan budaya akademik dan good university governance,” katanya.