Kemenristekdikti akan tambah kuota penerima bidik misi


20180308102
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.

Kami akan menaikkan kuota bidik misi dari 80 menjadi 90 ribu pada tahun ini dan dinaikkan lagi menjadi 130 ribu di tahun depan.

Kami akan menaikkan kuota bidik misi dari 80 menjadi 90 ribu pada tahun ini dan dinaikkan lagi menjadi 130 ribu di tahun depan.

Selain kuota bidik misi, Nasir mengatakan pihaknya juga akan mengajukan kenaikan uang saku untuk mahasiswa bidik misi ke Presiden Joko Widodo.

“Uang saku saat ini Rp650 ribu akan diajukan ke Presiden untuk dinaikkan. Saya maunya naik Rp750 ribu. Tapi kami tetap berdasar pada anggaran yang tersedia,” kata dia.

Nasir mengatakan, uang saku itu nantinya bisa disalurkan ke jalur mana saja entah itu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan juga Jalur Mandiri.

“Semua harus bisa disalurkan. Di jalur SNMPTN bisa, SBMPTN bisa. Tak ada ketentuan khusus, yang penting bisa diterima di perguruan tinggi negeri,” katanya.

Sementara itu, Rektor Unair menyambut baik kenaikan uang saku untuk mahasiswa tidak mampu itu. Menurutnya, uang saku senilai Rp600 ribu tidak akan mencukupi kebutuhan.

“Uang segitu cukup buat apa? Bahkan di Unair, sebelum ada informasi itu, uang hidup mahasiswa bidik misi akan ditambah menjadi Rp1 juta,” kata dia.

Sekarang ada alokasi satu semester Rp6 juta. Rp6 juta itu dari uang pembinaan pendidikannnya dikurangi dari Rp2,4 juta. Sisanya akan ditambahkan di biaya hidup. Sehingga tidak Rp600 ribu.

“Ini belum berjalan karena baru dievaluasi kemarin. Kasihan, sehingga kita upayakan biaya hidupnya akan ditambah,” katanya.

Nasih belum mamastikan kenaikan uang itu kapan. Namun tahun ini tarifnya sudah berjalan dan bisa dimulai untuk angkatan baru. Untuk angkatan baru akan diusahakan.

Sementara untuk tambahan kouta, Nasir telah memastikan hal itu. Menurutnya kuota bidik misi di Unair sudah banyak. Saat ini kuota bidik misi di Unair ada sebanyak 1.000 mahasiswa dari 5.000 mahasiswa yang diterima yang artinya 20 persen dari S1.

“Itu setiap tahun di angka segitu. Kalau ditambah lagi, agak sulit mencari yang multi persyaratannya,” katanya.

Sumber: Antara News