Anggota DPR RI Komisi X asal Aceh, Muslim, mengatakan bahwa Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) perlu melakukan kajian mendalam sebelum menyusutkan jumlah perguruan tinggi di Indonesia.
“Harus ada mekanisme dalam melakukan penutupan atau merger perguruan tinggi, ini akan dievaluasi, ” kata dia saat melakukan kunjungan kerja bersama Tim Panja Evaluasi Pendididikan Tinggi di Padang, Kamis.
Menurutnya, saat perguruan tinggi ditutup atau dimergerkan akan ada dampak yang terjadi, ini perlu dievaluasi.
Sebagai gambaran saat penutupan perguruan tinggi beberapa tahun lalu menyebabkan mahasiswa yang kuliah di dalamnya menjadi
kebingungan.
Akibatnya partisipasi mahasiswa untuk pendidikan tinggi di Indonesia menjadi berkurang.
Bila memang perlu dilakukan harus dilaksanakan secara bertahap dan mempertimbangkan berbagai aspek.
Dalam hal ini perlu juga dilakukan evaluasi dan mengidentikasi
kampus yang memang pantas disusutkan.
Misalnya kampus yang kuliah hanya sabtu minggu, atau hanya berorientasi pada raihan ijazah semata.
Hal ini penting untuk mencegah munculnya sumber daya tidak kompeten dari kampus.
“Jangan sampai nantinya ada lulusan bergelar sarjana namun tidak mampu menguasai ilmu dan mengaplikasikannya, ” kata Muslim.
Kemenristekdikti justru harus meihat upaya pemerataan kualitas pendidikan tinggi di semua daerah Indonesia sebab kampus berkategori
lemah seperti itu masih banyak.
Pihaknya terus mendorong pemerintah dalam hal kebijakan untuk kampus tersebut.
Sementara itu Koordinator Kopertis X Prof Herri menilai tahun ini pemerintah menargetkan 1.000 kampus akan disusutkan untuk dimergerkan
dan ditutup.
Meskipun demikian hal ini akan dilakukan secara bertahap dan sesuai tujuan pemerataan pendidikan tinggi.
Sebaliknya pada daerah terpencil atau terluar didorong untuk mendirikan perguruan tinggi sebagai upaya pemerataan tersebut.
Sementara itu dalam Kunjungan Kerja ke Kopertis X, selain Muslim, hadir juga Ferdiansyah sebagai ketua Panja Evaluasi, Arzetti Bilbina, Endre
Saifoel, Popong Oce Djunjunan, Anas Tahir, Mustafa Kamal dan Iwan Kurniawan.
Kegiatan itu juga dihadiri belasan Rektor Kampus Swasta dan Negeri yang ada di Sumbar serta perwakilan Kemenristekdikti dan pemda
Sumbar.
Sumber: antaranews