Pemerintah mendorong program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat terutama bagi kalangan keluarga tidak mampu, sehingga betul-betul bisa ikut berpartisipasi dan menikmati pendidikan di level perguruan tinggi.
KIP Kuliah Merdeka ini tidak memberikan perbedaan antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), serta tidak memberikan diskriminasi.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Kemendikbudristek, Abdul Kahar menyampaikan bahwa ini adalah peluang besar untuk anak-anak kita, kalau memang kita sudah berikan aksesbilitas yang luas, kesempatan secara finansial untuk memilih perguruan tinggi terbaik ini justru jauh lebih terbuka dengan dua pilihan, yakni PTN atau PTS.
“Pemerintah ingin memberikan kesempatan yang seluas luasnya bagi masyarakat kita terutama bagi kalangan keluarga tidak mampu, sehingga betul betul bisa ikut berpartisipasi dan menikmati pendidikan di level perguruan tinggi,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (23/10).
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor (IPB), Drajat Martianto juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah. Ia turut berbahagia karena pemerintah begitu perhatian kepada saudara-saudara yang kesulitan sosial dan ekonominya namun memiliki kemampuan akademik yang luar biasa untuk melanjutkan studinya.
“Ini langkah yang luar biasa, terlebih lagi ada penyempurnaan. Penyempurnaan ini juga dibuat menjadi semakin realistis sehingga tidak ada dikriminasi di kampus nantinya. Saya percaya bahwa KIP ini bisa memutus rantai kemiskinan. Karena di IPB saja, pada tahun 2018 ada lebih dari 20 mahasiswa KIP yang memiliki IPK 4.0 juga di tahun-tahun selanjutnya. KIP ini merupakan wujud kontribusi kita bersama untuk membangun pimpinan bangsa,” ucapnya.
“Mahasiswa sangat mengapresiasi sekali dari angkatan pertama tahun 2010-2016 ini. Sampai sekarang tahun 2020 ditingkatkan menjadi 700.000 sesuai dengan biaya hidup yang masing-masing daerah, sehingga lebih terbantu,” tambah Ketua Umum Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi KIP, Rizal Maula.
“Apalagi mereka juga dari daerah terus ke ibu kota khawatir dengan biaya hidup, tapi dengan beasiswa KIP Kuliah Merdeka ini tidak perlu dikhawatirkan kembali,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama turut hadir perwakilan mahasiswa penerima KIP Kuliah Merdeka, Delpina Theresia. Ia mengatakan bahwa program ini bermakna baginya dan seluruh orang-orang atau teman-teman seperti dirinya yang sedang menempuh pendidikan dengan keadaan keluarga yang ekonominya kurang mampu. “KIP Kuliah Merdeka ini sangat membantu meringankan beban orang tua saya,” lanjutnya.
Sebagai penutup, Abdul Kahar menyampaikan bahwa jangan putus asa bagi anak-anak yang belum memperoleh kesempatan menerima KIP Kuliah Merdeka tahun ini, dan untuk yang masih duduk di jenjang pendidikan menengah atas, silahkan persiapkan diri sebaik – baiknya karena tahun depan KIP Kuliah Merdeka akan hadir lagi dan menyambut orang-orang yang memiliki persiapan yang baik.
Sumber : nasional.kontan.co.id