5 Kriteria Guru Berkualitas Zaman Now di Era Digitalisasi


63abe9bb2c0d8Era digitalisasi mampu menciptakan kemudahan dalam berbagai hal, termasuk mengakses materi pembelajaran. Hal ini mendorong guru sebagai tenaga kependidikan memiliki kemampuan mengintegrasikan teknologi di dalam lingkungan belajar. Seperti diketahui, adaptasi teknologi dalam lingkungan belajar dapat membuat kegiatan belajar mengajar berjalan lebih efektif, modern, serta mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. Namun, untuk mencapai hal tersebut, guru di abad ke-21 perlu memiliki karakteristik yang sejalan dengan perkembangan digital. Berikut lima karakteristik guru berkualitas di era digital yang dilansir dari laman parenitingalpha.com. 1. Kreatif dan inovatif dalam mengajar Guru abad ke-21 perlu menerapkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal ini bertujuan untuk menggali minat dan motivasi pada siswa sehingga dapat menumbuhkan pemikiran dan imajinasi yang relevan di era digital. Sebab, dengan perkembangan teknologi yang pesat dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang siap serta mampu menjalaninya. Maka, melalui pembelajaran yang memasukkan unsur kreativitas dan inovasi, siswa dapat lebih bereksplorasi dalam belajar, terutama teknologi sehingga siap menghadapi pasar kerja yang luas. 2. Mampu berkolaborasi dengan orangtua dan siswa Karakteristik guru yang dibutuhkan pada era digital adalah kolaboratif. Adanya semangat kolaborasi dengan siswa dan orangtua siswa dapat menciptakan lingkungan belajar mengajar yang kohesif. Pasalnya, untuk menunjang pendidikan yang berkualitas, antara guru dan orangtua harus bersedia berbagi informasi secara setara. Kemudian, dengan kemampuan siswa belajar mandiri melalui internet, guru juga perlu membangun kolaborasi yang baik dengan siswa agar dapat memberi pembelajaran yang relevan. 3. Fleksibel dan adaptif terhadap lingkungan Seiring perkembangan internet, guru juga harus bersikap fleksibel dan adaptif terhadap lingkungan belajar. Guru zaman now perlu menyadari dan menerima segala perubahan, termasuk menerapkan model belajar yang berpusat pada siswa. Sebab, dengan semakin mudahnya siswa mengakses informasi dan pengetahuan dari internet, peran guru makin dibutuhkan untuk melakukan pengawasan. Dengan demikian, guru ditantang untuk dapat beradaptasi dan fleksibel memahami kebutuhan, kekuatan, kelemahan, serta pengaruh teknologi dalam proses pembelajaran. 4. Mengembangkan kemampuan teknologi Di era digital, teknologi merupakan tumpuan yang dimanfaatkan untuk mendukung berbagai aktivitas. Bahkan, peran teknologi kini telah mengambil alih seluruh bagian kehidupan. Dengan demikian, guru perlu memiliki karakteristik yang mampu mengembangkan kemampuan teknologi dengan baik. Baca juga: Atasi Kesenjangan, Ini 5 Skill yang Dibutuhkan untuk Menjadi Talenta Digital Sebagai tenaga kependidikan, guru harus siap mencoba berbagai teknologi baru, kemudian menyeimbangkannya dengan model pembelajaran yang lebih relevan. Hal ini akan berdampak pada pendidikan serta pengetahuan yang diterima siswa. Dengan mengikuti perkembangan teknologi, guru dapat lebih mudah memahami dan membagi pengetahuan tersebut kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 5. Menjadi mentor bagi siswa Dalam perjalanan menuju kedewasaan, siswa melewati berbagai tantangan, seperti paparan budaya global, munculnya perubahan moral, dan perkembangan internet. Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan peran guru yang tak hanya memberikan pembelajaran dalam bentuk materi. Oleh karena itu, guru juga harus dapat menjadi mentor bagi siswa. Dengan demikian, siswa merasa guru adalah seseorang yang dapat diandalkan untuk mengarahkan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan. Itulah lima karakteristik yang perlu dimiliki oleh guru di era digitalisasi. Saat ini, guru tidak hanya memiliki fungsi dan peran konvensional, yakni menyampaikan materi pembelajaran. Namun, juga perlu menjadi tenaga kependidikan yang mampu menciptakan cara-cara pembelajaran baru yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai upaya untuk menciptakan karakteristik guru di era digital, Sampoerna University, sebagai salah satu universitas bertaraf internasional, menghadirkan kurikulum holistik berbasis teknologi pada Fakultas Pendidikannya. Kurikulum tersebut menekankan pada pendekatan multidisiplin, teknologi, kemampuan berpikir reflektif, dan integrasi teori-praktik. Program-program ini dirancang untuk menghasilkan pendidik transformatif dan berkualitas dengan semangat belajar yang tinggi. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Sampoerna University Soepriyatna mengatakan bahwa kemajuan teknologi tidak sepenuhnya menggerus peran guru, tetapi justru meningkatkan perannya. Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan model pembelajaran dengan kebutuhan zaman. “Mahasiswa di Fakultas Pendidikan Sampoerna University dilibatkan dalam teknologi terkini sejak awal. Mereka tidak hanya akan terlibat dalam berbagai model pembelajaran, tetapi juga mempelajari pengkodean, pengembangan aplikasi, dan bagaimana internet of things (IoT) berdampak pada pendidikan,” ujar Soepriyatna dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (21/12/2022). Soepriyatna melanjutkan, Fakultas Pendidikan di Sampoerna University juga menawarkan jurusan English Language Education yang dirancang untuk menjawab kebutuhan guru bahasa Inggris berkualitas di Indonesia. “Mahasiswa memiliki kesempatan mengeksplorasi teori dan praktik kontemporer yang mendasari kurikulum pengajaran bahasa Inggris,” ujarnya.

Dengan kurikulum berbasis internasional yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pembelajaran selama perkuliahan, lulusan Fakultas Pendidikan Sampoerna University pun dapat mengajar di sekolah berorientasi internasional dengan siswa dari berbagai latar belakang. Kemudian, mereka juga bisa mengembangkan keterampilan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di berbagai tingkat sekolah. Untuk mengasah kemampuan mahasiswa, Fakultas Pendidikan di Sampoerna University mengadakan program praktik pengalaman lapangan (PPL) yang dilakukan setiap semester, mulai dari semester satu. Program PPL itu bertujuan agar mahasiswa lebih terbiasa dengan ruang kelas K-12 yang sebenarnya dan memiliki kemampuan mengajar yang semakin mumpuni. PPL memiliki proses yang bertahap. Pertama, mahasiswa akan diajak untuk mengamati metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru di kelas (observant). Kedua, mahasiswa akan menjadi asisten pengajar. Ketiga, mahasiswa akan dikelompokkan ke dalam beberapa grup pengajar. Keempat, mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi guru secara individual. Dengan demikian, lulusan Fakultas Pendidikan Sampoerna University mampu mengembangkan keterampilan inkuiri, memiliki visi pengajaran yang kritis, serta berkomitmen terhadap siswa dan pembelajarannya.

Sumber :https://www.kompas.com/edu/read/2022/12/28/142029171