Jakarta – Jika Indonesia ingin dilihat sebagai salah satu negara yang benar-benar mendukung penelitian yang berkualitas, jujur, dan bermartabat, maka peran media massa sangat besar untuk berhenti memberi ruang kepada tulisan yang memuat pendapat yang seolah-olah berdasarkan penelitian ilmiah tanpa didasari dengan bukti-bukti ilmiah yang memadai.
Sejalan dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk mendorong semangat penelitian, sebenarnya peranan para peneliti Indonesia semakin layak untuk diperhitungkan dan sudah semakin terlihat (baik yang berdomisili di Indonesia maupun di luar negeri). Karya para akademisi ini juga semakin dibaca dan kerap dijadikan rujukan, seperti tulisan-tulisan Merlyna Lim, Muhamad Ali, dan lain-lain.
Media mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberitakan dan mempromosikan karya-karya ilmiah para peneliti Indonesia ini sehingga jangkauannya bisa diketahui bukan hanya oleh kalangan akademik namun juga oleh masyarakat luas. Sebagai sebuah wadah yang juga berperan manyajikan karya ilmiah (meskipun seringnya disampaikan dalam bentuk sebuah opini), media di Indonesia juga bertanggung jawab untuk lebih selektif dengan hanya menerbitkan tulisan yang memang didukung oleh data-data empiris dan juga didukung oleh contoh serta bukti valid yang terpercaya.
Kami pikir hal inilah yang diharapkan dan diinginkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud dan Dikti yang memang sedang sangat gencar mendorong para pengajar untuk meneliti bahkan bekerja sama dengan para peneliti asing guna terciptanya penelitian-penelitian berkualitas yang sesuai dengan koridor akademis yang nantinya bukan hanya dapat dipandang di Indonesia, namun juga di mata internasional.
Ketika sebuah artikel (termasuk opini) yang ternyata memiliki logical fallacy (atau yang kami sebut sebagai pincang logika, di mana biasanya pengambilan kesimpulan kurang sesuai atau argumentasi kurang bisa diterima dan cenderung melompat atau mengeneralisasi tanpa diikuti dengan alasan yang tepat dan bukti yang cukup) diterbitkan, maka adalah menjadi tanggung jawab para peneliti lainnya untuk memberikan masukan dan perbaikan (correction).
Kami percaya bahwa ilmu pengetahuan dibangun secara bersama-sama, di mana jika ada pihak yang kurang tepat atau kurang bijak dalam menyampaikan pandangannya, maka pihak yang lain tidak membiarkannya. Kami juga melihat hal ini sejalan dengan semangat penelitian yang memang sedang digencarkan oleh pemerintah seperti yang telah kami ungkapkan di atas.
Sumber : Detik.com