Mengenal Telemedicine, Aplikasi Monitoring Pasien Positif COVID-19 Hasil Kolaborasi USU, Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara


Penyebaran COVID-19 akhir-akhir ini kembali meresahkan masyarakat Indonesia. Setelah sebelumnya sempat melandai, lonjakan pasien terkonfirmasi COVID-19 kembali naik seiring dengan merebaknya varian Omicron yang diklaim lebih cepat menyebar dari varian virus sebelumnya.

Membantu masyarakat yang terpapar virus dan harus melakukan isolasi mandiri, Universitas Sumatera Utara (USU) beberapa waktu lalu telah meluncurkan layanan telemedicine yang menyediakan konsultasi dan obat serta multivitamin gratis bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri. Layanan ini bisa diakses melalui utas rawatcovid-sumut.usu.ac.id

Telemedicine COVID-19 USU merupakan layanan kesehatan hasil kolaborasi USU dengan Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Aplikasi ini menawarkan pelayanan kesehatan kepada individu yang terpapar COVID-19 dengan berbagai layanan yang diakses secara daring (online). Dengan begitu para pasien COVID-19 dapat melakukan konsultasi dengan dokter tanpa harus datang ke rumah sakit.

Inisiator sekaligus Koordinator Utama Telemedicine COVID-19 USU dr. Inke Nadia Diniyanti Lubis M.Ked (Ped)., Sp.A, Ph.D menjelaskan Telemedicine USU sebelumnya diluncurkan pada Agustus 2021. Telemedicine ini merupakan komitmen USU dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Sejak Juli 2021 kita sudah mempersiapkan ini, hingga akhirnya diluncurkan pada Agustus 2021. Ini sudah ada sejak beberapa waktu lalu. Awalnya masyarakat belum terlalu familiar dengan layanan ini, sehingga kita tawarkan pada pasien yang masuk IGD. Setelah dirawat dan direkomendasikan untuk isolasi di rumah, kita gunakan telemedicine untuk memantau perkembangan kesehatan pasien,” terang dr Inke dalam keterangan beliau.

Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran USU itu mengatakan Telemedicine USU merupakan salah satu solusi untuk menghadapi peningkatan angka positif COVID-19. Menurutnya, seluruh masyarakat berhak untuk mendapatkan layanan kesehatan meskipun fasilitas kesehatan sering kali tidak memadai untuk menerima seluruh pasien tersebut. “Dengan adanya telemedicine ini, kita membuka peluang seluruh masyarakat dapat dilayani. Seseorang yang merasa terpapar COVID-19 dapat melakukan konsultasi dan pemeriksaan melalui aplikasi. Tentu hal ini membuat rumah sakit dapat lebih fokus kepada masyarakat yang terpapar Covid-19 dengan tingkat berat. Alhasil seluruh masyarakat dapat terlayani,” ujarnya.

Dalam menghadapi peningkatan varian Omicron, dr Inke menyebutkan, jika Telemedicine USU siap digunakan oleh masyarakat. Ia menganjurkan masyarakat agar tidak panik menghadapi varian ini, meski seperti diketahui varian ini cepat menular. “Masyarakat agar tidak panik, meski penularannya cepat. Kami berharap masyarakat terutama di Sumatera Utara dapat memaksimalkan penggunaan telemedicine. Telemedicine ini pelayanan yang sangat lengkap, dan seluruh pelayanan yang diberikan itu gratis,” tutur dr Inka.

Telemedicine COVID-19 USU menyediakan layanan kesehatan lengkap. Pasien yang mendaftar akan dikirimkan obat anti virus, multivitamin, serta alat pemantau berupa pulse oximetry dan termometer. Seluruh layanan ini dapat diakses gratis. Layanan ini dikembangkan oleh Pusat Sistem Informasi USU. Tenaga relawan yang berperan merupakan sivitas akademika USU, yang terdiri dari sedikitnya 287 dokter dan 189 mahasiswa USU. Relawan mahasiswa ini terbagi dalam beberapa unit, antara lain administrasi, pendamping dokter, serta farmasi. Seluruh tenaga relawan ini tidak dibayar dan murni sebagai wujud pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

Masyarakat yang akan menggunakan layanan ini dapat mengunjungi tautan rawatcovid-sumut.usu.ac.id. Setelah klik registrasi, pasien akan diminta untuk mengisi data diri lengkap. Selain itu akan ada serangkaian pertanyaan mengenai riwayat penyakit dari pasien. Pertanyaan tersebut membantu dokter nantinya untuk memberikan penilaian terhadap pasien.

Jika dibutuhkan, pasien juga dapat mengunggah swavideo maupun swafoto terkait kondisinya saat itu. Setelah seluruh formulir terisi melalui tautan tersebut, pasien dapat memulai proses konsultasi dan pemeriksaan. Telemedicine akan menghubungkan pasien dengan dokter yang bertugas secara acak. Komunikasi tersebut secara otomatis terhubung dengan WhatsApp dokter. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih jauh terhadap pasien. Selengkapnya cek di www.usu.ac.id.

 

Sumber : Detik.com