Pangkal Pinang- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta perguruan tinggi negeri baru (PTNB) untuk menentukan milestone atau tonggak pencapaian selama 20 tahun ke depan.
“Terutama untuk PTNB seperti Universitas Bangka Belitung. Jadi perlu suatu organisasi yang baik, yang mengetahui apa yang harus dikerjakan hingga 20 tahun ke depan,” ujar Nasir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat (14/4).
Dengan adanya tonggak pencapaian tersebut, universitas tahu apa yang dikerjakan dan tidak bergonta-ganti kebijakan. “Jangan sampai ganti rektor, ganti lagi kebijakan. Ganti rektor seharusnya menguatkan kebijakan yang sudah ada, bukan malah menggantinya,” katanya.
Dia menambahkan penelitian dan pengembangan harus dijadikan satu bidang dalam hal proses pembelajaran. Jika penelitian sudah berjalan bagus, maka yang perlu diperhatikan adalah masalah penulisan.
Permasalahan utama, kata dia, adalah tidak adanya peta jalan yang jelas, target jelas sehingga para dosen susah sekali melakukan penelitian.
“Jumlah dosen kita ada sekitar 255.000 sementara publikasi kita pada akhir 2014 hanya 5.200 sekarang meningkat di angka 11.700. Hal itu jauh dibandingkan Malaysia yang hanya punya 20.000 dosen, namun publikasinya mencapai 28.000 jurnal internasional,” papar dia.
Universitas Bangka Belitung, kata dia, dikenal memiliki potensi di bidang rekayasa genetika. Salah satunya tanaman lada yang umurnya lebih cepat dan hasil panennya lebih banyak. Juga ada pisang yang dalam satu pohon terdapat tujuh tandan buah, padahal biasanya hanya satu.
“Kalau saya lihat, Universitas Bangka Belitung ini memiliki keunggulan di bidang penelitian rekayasa genetika. Ini yang perlu terus dikembangkan,” papar dia.
Rektor Universitas Bangka Belitung Muhammad Yusuf mengatakan meski universitasnya tergolong masih muda namun diharapkan bisa menjadi kompas peradaban.
“Pada tahun ini, kami menerima sekitar 1.100 mahasiswa baru. Naik dibandingkan tahun lalu. Kai berharap pada 2019 bisa mencapai 1.200, sehingga total mahasiswa mencaai 5.000 mahasiswa,” kata Yusuf.
Saat ini, universitas itu memiliki 13 program studi, yang sebagian besar masih memiliki akreditasi B dan terus meningkatkan akreditasi program studi yang masih C.
SUmber : Berita Satu