Pemerintah Daerah Diimbau Tingkatkan Anggaran untuk Pendidikan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kedua kanan) didampingi Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) menghadiri Rapat Koordinasi dan Penandatanganan nota kesepahaman (MOU) di kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (16/11). Rapat Koordinasi dan Penandatanganan nota kesepahaman (MOU) yang diikuti Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan, LPMP dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Sulsel tersebut bertujuan untuk meningkatkan sistem penjaminan mutu pendidikan di wilayah Sulawesi Selatan. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/ama/16


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kedua kanan) didampingi Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) menghadiri Rapat Koordinasi dan Penandatanganan nota kesepahaman (MOU) di kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (16/11). Rapat Koordinasi dan Penandatanganan nota kesepahaman (MOU) yang diikuti Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan, LPMP dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Sulsel tersebut bertujuan untuk meningkatkan sistem penjaminan mutu pendidikan di wilayah Sulawesi Selatan. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/ama/16
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kedua kanan) didampingi Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) menghadiri Rapat Koordinasi dan Penandatanganan nota kesepahaman (MOU) di kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (16/11). Rapat Koordinasi dan Penandatanganan nota kesepahaman (MOU) yang diikuti Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan, LPMP dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Sulsel tersebut bertujuan untuk meningkatkan sistem penjaminan mutu pendidikan di wilayah Sulawesi Selatan. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/ama/16

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy kembali mengunjungi daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Muhadjir mengunjungi Sorong, Papua Barat dan Kabupaten Pahuwato, Gorontalo.

Di Sorong, Muhadjir melakukan sidak ke SMKN 3 Sorong. Di sekolah yang menjadi salah satu program revitalisasi ini ia mengecek berbagai peralatan laboratorium. Ia juga menanyakan kemitraan SMK ini dengan dunia usaha dan dunia industri.

“Saya berharap program revitalisasi SMK ini dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Kebutuhan tenaga terampil di Sorong ini sangat besar seiring kemajuan kota ini, jadi harus disiapkan dengan baik,” katanya, Minggu (14/1/2018).

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu mengapresiasi Pemda Papua Barat yang memiliki perhatian pada pendidikan. Pihaknya berharap agar Pemda terus meningkatkan anggarannya untuk pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia.

Hal serupa juga disampaikan ia di Gorontalo. Di hadapan seribu guru dan pegiat pendidikan se-kota Gorontalo, ia optimis Gorontalo dapat mengejar ketertinggalan karena sudah memiliki perhatian besar pada pendidikan.

“Terima kasih pak wali kota yang sudah menerapkan penguatan pendidikan karakter ke seluruh sekolah se-kota Gorontalo. Inilah untungnya jika memiliki pemimpin daerah yang sangat memahami persoalan pendidikan,” puji Muhadjir.

Kepada para guru dan pegiat pendidikan, ia berpesan agar terus berjuang menjadi pendidik yang dapat cepat merespon perubahan. Alih-alih hanya sebagai pengajar, guru harus hadir sebagai pendidik yang tanggung jawabnya sangat besar bagi perkembangan siswanya.

“Jangan berpikir sedikit-sedikit merubah kurikulum, tetapi berpikirlah bahwa tantangan di depan terus berubah, oleh karenanya harus dihadapi dengan kemampuan menghadapi perubahan itu sendiri. Gurulah kurikulum yang sebenarnya, jadi jangan alergi dengan perubahan,” katanya.

Muhadjir menekankan bahwa sebagai pendidik, maka sikap seutuhnya guru melekat sebagai kurikulum. Untuk itu kehadiran guru sebagai fasilitator, resource linkers dan gate keeper harus diperkuat di samping hanya sebagai pengajar saja.

Sementara itu di Puhuwato Mendikbud meresmikan lima unit sekolah baru bantuan Kemdikbud. Sebagai daerah 3T kabupaten ini menjadi perhatian pemerintah pusat. Namun ia berharap dengan program afirmasi ini dapat mempercepat pembangunan SDM setempat.

Di sisi lain, ia juga memberi apresiasi organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah. Di Sorong, misalnya, sekolah-sekolah Muhammadiyah justru dipenuhi siswa nonmuslim. Tidak sedikit lulusan sekolah Muhammadiyah menjadi tokoh dan pejabat setempat. Ia menyebut wali kota Jayapura, bupati Jayapura dan Wakil Gubernur Papua Barat adalah alumni sekolah Muhammadiyah.

“Memang sejak didirikannya Muhammadiyah sudah bersifat inklusif. Praktek kebinekaan justru sudah dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan mendidik dan menolong warga nonmuslim,” kata Muhadjir di hadapan peserta pengajian di SMK Muhammadiyah Pahuwato.

Ia mendorong agar peran ormas membantu pemerintah ini diperkuat. Sebab harus diakui bahwa kemampuan negara masih terbatas sehingga membutuhkan partisipasi masyarakat luas melalui ormas-ormas tersebut.

Sumber: OkeZone.com