Pendidikan, Aspek Krusial Pembangunan Bangsa

Sejumlah murid mengerjakan soal ujian di SD YPK 04 Maranatha, Manokwari, Papua Barat, Kamis (4/12). Pendidikan di Papua masih didera masalah ketersediaan guru yang sangat minim dan tidak merata, terbatasnya ketersediaan gedung sekolah dan fasilitas penunjang, rendahnya rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf, serta masih rendahnya kualitas lulusan. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Asf/nz/14.


Sejumlah murid mengerjakan soal ujian di SD YPK 04 Maranatha, Manokwari, Papua Barat, Kamis (4/12). Pendidikan di Papua masih didera masalah  ketersediaan guru yang sangat minim dan tidak merata, terbatasnya ketersediaan gedung sekolah dan fasilitas penunjang, rendahnya rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf, serta masih rendahnya kualitas lulusan. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Asf/nz/14.
Sejumlah murid mengerjakan soal ujian di SD YPK 04 Maranatha, Manokwari, Papua Barat, Kamis (4/12). Pendidikan di Papua masih didera masalah ketersediaan guru yang sangat minim dan tidak merata, terbatasnya ketersediaan gedung sekolah dan fasilitas penunjang, rendahnya rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf, serta masih rendahnya kualitas lulusan. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Asf/nz/14.

Jakarta – Pihak swasta dan non pemerintah perlu bertanggungjawab mendidik generasi muda. Dengan kepedulian memajukan dunia pendidikan, maka diharapkan lahir banyak calon pemimpin unggul.

“Pendidikan adalah aspek paling krusial dalam pembangunan sebuah bangsa. Terutama membangun generasi unggul penerus sejarah,” kata Kepala Bidang Komunikasi Tanoto Foundation, Lestari Boediono dalam keterangan persnya, Senin (6/3).

Dia menyatakan, Tanoto Foundation berkomitmen berkontribusi pada bidang pendidikan. Misalnya, melalui pemberian beasiswa dan program pemberdayaan lain.

“Berdirinya Tanoto Foundation harus diletakkan dalam konteks spirit untuk ikut berkontribusi dan membantu anak-anak bangsa. Itulah yang jadi ruh Tanoto Foundation dalam segala kiprahnya,” ujarnya.

Menurutnya, lembaga pendidikan ibarat kawah candradimuka bagi generasi muda. Pendidikan juga harus komplet, menyangkut semua aspek yang diperlukan. “Sehingga lahir generasi dengan kemampuan yang lengkap. Ini yang memerlukan dukungan semua pihak,” ucapnya.

Dia menambahkan, seorang calon pemimpin, tak sekadar harus pintar dan berotak encer. Tetapi, lanjutnya, aspek kepemimpinan wajib dimiliki.

“Seorang pemimpin adalah orang yang komunikatif, luwes dan tak menjaga jarak dengan yang dipimpinnya. Pemimpin harus mampu memberdayakan mereka yang dipimpinnya sebab pemimpin adalah penggerak. Tapi tentu tak asal gebrak,” katanya.

“Nah, Tanoto Foundation dengan berbagai programnya mendukung persiapan lahirnya calon calon pemimpinnya. Karena itu misalnya dalam program-program kami, tak hanya bea siswa yang diberikan. Tapi juga mereka yang ikut program diberi bekal soft skill lainnya, misal public speaking, manajemen diri, kerjasama tim dan ikut program pemberdayaan masyarakat, komunitas dan lainnya,” kata Lestari.

Sumber : Berita Satu