Pusat Genom Nasional, Laboratorium Riset untuk Inovasi Medis


1f5c6e97-8667-4b1f-831c-2fb653554ed4_169
Pusat Genom Nasional, Laboratorium Riset untuk Inovasi Medis Saat peresmian Pusat Genom Nasional, Menristekdikti M. Nasir mengungkapkan laboratorium riset itu diharapkan jadi pusat inovasi medis dan penemuan obat baru. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

 

Dengan berbagai peralatan canggih yang dimilikinya, Pusat Genom Nasional yang baru diresmikan diharapkan dapat menjadi pusat inovasi medis dalam kebutuhan dunia kesehatan. Di antaranya mampu melakukan identifikasi penyakit infeksi dan terkait genetik, serta penemuan obat baru.

Hal itu disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan (Menristekdikti) Mohammad Nasir saat peresmian pusat riset yang bergerak di bidang molekuler itu, Kamis (26/4). Pusat riset tersebut berlokasi di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Jakarta.

“Kita akan mampu melihat penyakit. Jadi yang muncul pada DNA seseorang, di situ kita akan identifikasi dengan baik sehingga kita bisa mengetahui potensi penyakit apa, dari orang dengan gen apa,” kata Nasir.

Nasir menuturkan, Kemenristekdikti bertugas untuk memberi dukungan dana kepada laboratorium riset di Indonesia, termasuk Pusat Genom Nasional. Anggaran yang dikeluarkan untuk renovasi laboratorium dan mesin tersebut sebesar Rp50 miliar.

“Riset itu kalau kita lihat barangnya, kadang-kadang terlihat tidak berharga, tetapi nilainya begitu tinggi. Ini yang harus kita dorong,” kata Nasir.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler, Eijkman Amin Soebandrio mengatakan Indonesia terdiri dari 400 etnis dengan latar belakang genetika yang berbeda. Dengan demikian, kepekaan mereka terhadap penyakit pun berbeda.

“Ke depannya, pengobatan pencegahan harus berdasarkan informasi genetika per orang, yaitu personalized medicine atau precision medicine. Jadi tidak lagi untuk umum,” kata Amin.

Pusat Genom Nasional, Laboratorium Riset untuk Inovasi MedisPusat Genom Nasional. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Dengan mengetahui latar belakang genetik seseorang, kata Amin, dokter mampu mengetahui apakah yang bersangkutan memiliki sifat reaksi yang berlebihan atau hypersensitive terhadap obat-obatan tertentu. Sehingga, efek samping akibat obat diharapkan mampu berkurang.

Beberapa contoh penelitian yang dapat dilakukan di Pusat Genom Nasional antara lain riset genetika manusia purba, identifikasi marka genetik terkait penyakit metabolik, pengembangan pengobatan presisi berbasis variasi genom, penemuan obat baru, hingga penelitan konservasi satwa liar.

Adapun instrumen analisis genomik yang terdapat di Pusat Genom Nasional antara lain mesin Next Generation Sequencing untuk pembacaan genom total, mesin Sanger Sequencing untuk pembacaan DNA berukuran pendek, mesin real-time PCR untuk perbanyakan dan pembacaan DNA secara simultan, serta server komputer berkapasitas 180 terabytes untuk pengolahan dan penyimapanan data.

Sumber: CNN Indonesia