Solok Terapkan Pendidikan Satu Kualitas


2

Solok – Pemerintah Kota (Pemkot) Solok, akan menerapkan sistem pendidikan satu kualitas (Pentas) untuk meratakan penyebaran siswa di kota tersebut.

“Ini merupakan program kita jangka panjang, Pentas yaitu upaya menyamakan kualitas setiap sekolah baik kualitas guru, sarana dan prasarana sehingga tidak ada lagi sekolah favorit dan setiap murid merasakan hal yang sama di setiap sekolah,” Kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Solok, Dodi Osmond, di Solok, Minggu (4/6).

Agar persebaran siswa merata dan terlaksananya pentas pihaknya akan mengadakan inovasi pendidikan dengan pola guru idola. Guru yang mempunyai kompetensi khusus akan disebar di setiap sekolah, sehingga siswa yang belajar akan merasakan pola pendidikan yang sama.

Sedangkan program lainnya yang akan dicobakan dengan sistem setiap sekolah memiliki ciri khusus untuk menarik minat siswanya. Sistem ini sudah pernah dicobakan beberapa tahun lalu, dan yang masih bertahan yaitu SMAN 3 dengan ciri sekolah seni.

Tapi agar sekolah sesuai dengan cirinya, tentu fasilitas sekolah, sarana dan prasarana yang mendukung ciri tersebut harus dibangun dengan sesuai dan memadai.

“Untuk membangun fasilitas, dan ciri sesuai sekolah yang diinginkan, perlu dana dan tentunya dibangun secara bertahap,” ujarnya.

Sementara itu, Dalam penerimaan siswa baru pada tahun 2017-2018, Kota Solok akan memakai sistem rayon murni yang diberlakukan untuk penerimaan siswa baru dari SD ke SMP, dari SMP ke SMA, dengan memberlakukan sekolah asal terdekat.

Ia menjelaskan hal ini dilakukan untuk meratakan penyebaran siswa, sehingga tidak ada namanya kelas atau sekolah unggulan seperti tahun sebelumnya.

Sedangkan, untuk sistem bebas rayon dalam Kabupaten akan disediakan kouta sebanyak 10 persen dan luar rayon luar daerah lima persen.

Seleksi siswa bebas rayon juga melihat nilai, kemampuan siswa, dan daya tampung sekolah tersebut.

“Untuk jadwal pendaftaran siswa baru SD, SMP dan SMA dimulai dari tanggal 12 Juni hingga Akhir Juni 2017,” ujarnya.

Ia menyatakan adanya kendala teknis penerimaan siswa baru karena pemikiran masyarakat yang masih mengunggulkan dan memfavoritkan sekolah tertentu.

Hal ini dikarenakan, penampilan sekolah yang telah lekat selama bertahun-tahun, baik itu keunggulan bidang akademik, ekstrakurikuler, fasilitas belajar dan lainnya.

Sekolah yang diunggulkan masyarakat tersebut menjadi kewalahan untuk menampung siswa yang melebihi kapasitas. Contohnya SD 03 Kampung Jawa, SD 05 Kampung Jawa, untuk SMP seperti SMPN 1 Solok.

Sedangkan sekolah pendukung rayonisasi tidak seimbang, sehingga sekolah lain kekurangan murid (tidak mencapai kouta).

“Pendaftaran siswa SD dan SMP masih memakai sistem manual dengan formulir pendaftaran dan hasil pengumuman siswa yang diterima ditempel di papan,” ujarnya.