Menristekdikti Harapkan Profesi Dokter Adaptif dan Inovatif Terhadap Tantangan Revolusi Industri 4.0


Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan Revolusi Industri 4.0 mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya profesi dokter. Oleh karena itu Menteri Nasir berharap dokter harus adaptif dan inovatif terhadap perkembangan teknologi agar memiliki daya saing tinggi dan penguasaan terhadap teknologi medis termutakhir.

Hal tersebut disampaikan Menristekdikti saat menghadiri acara pengambilan Sumpah Dokter ke-227 periode III tahun 2019 Universitas Diponegoro (Undip) di Gedung A Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang pada Kamis (1/8).

“Pengambilan sumpah dokter yang diikuti oleh 29 wisudawan diharapkan dapat meluluskan dokter baru yang pintar, cerdas, bermoral dan adaptif dengan terus mengikuti perkembangan teknologi di era industri 4.0,” ungkap Menristekdikti.

Memasuki era industri 4.0 melalui big data, artificial intelligence, ‘robotics’ dan internet of things yang berkembang secara integratif untuk mendukung layanan dan kenyamanan hidup manusia secara berkelanjutan. Di sektor medis, kehadiran industri 4.0 ini pun akan turut memberikan perubahan signifikan (terutama dari sisi teknologi medis).

Menteri Nasir menuturkan menurut Asian Hospital & Healthcare Management 2018, perangkat medis kedepannya akan membentuk the internet of medical things (IoMT), di mana teknologi, perangkat medis, dan aplikasi akan saling terintegrasi dan mampu mempersonalisasikan perangkat medis khusus yang tepat bagi pasien baik untuk deteksi dini penyakit pencegahan dan perawatan, sampai pada proses bedah yang dibantu oleh robot.

” Era ini kalian harus menjadi dokter yang profesional dan peka terhadap perkembangan zaman. Robot mungkin kelak dapat mengambil alih lebih banyak tugas yang dilakukan manusia di dunia fisik, tetapi manusia masih bisa lebih fleksibel, terampil, dan dapat berpikir di luar algoritma untuk menemukan cara-cara unik dalam memecahkan masalah,” ujar Menteri Nasir.

Menristekdikti menambahkan manusia juga memiliki empati dan kecerdasan emosional yang tidak dimiliki oleh robot. Dengan demikian, Menteri Nasir meminta para dokter terus belajar, menjadi pembelajar sepanjang hayat (life-long learner), sebab di depan kita akan terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat, tidak ada yang tahu akan seperti apa dan apa yang akan terjadi setelahnya.

Rektor Undip Yos Johan Utama pada kesempatan yang sama mengucapkan selamat kepada para dokter yang telah diambil sumpahnya. Rektor Undip mengatakan bahwa program studi (prodi) kedokteran Undip merupakan prodi favorit dengan tingkat keketatan yang tinggi. Oleh karena itu mahasiswa dan lulusan prodi kedokteran Undip merupakan SDM unggul yang siap berkontribusi bagi dunia medis dan masyarakat.

” Oleh karenanya, tanggung jawab kalian sebagai penerus di bidang kedokteran, jaga betul marwah kemuliaan profesi dokter. Kalian harus bisa menghadapi dan menghapus ekspektasi publik terhadap permasalahan-permasalahan bidang kesehatan di Indonesia yang tidak begitu baik. Kalian harus bisa menjawabnya dengan bergerak cepat mewujudkan peningkatan pelayanan publik dan inovasi terhadap bentuk-bentuk pelayanan di bidang kesehatan,” ujar Rektor Undip.

Dwi Pudjonarko selaku Dekan Fakultas Kedokteran Undip mengatakan prestasi Fakultas Kedokteran melalui Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama beberapa instansi dan organisasi profesi berjalan dengan sangat memuaskan. Fakultas kedokteran Undip memiliki tingkat kelulusan first taker UKMPPD rata – ratanya diatas 90% dari tahun 2017 sampai sekarang.

Menteri Nasir hadir dalam acara ini juga bertindak sebagai orang tua yang berbahagia atas putrinya yang turut menjadi dokter yang diambil sumpahnya yaitu dr. Arynal Haq. Putri kedua Menristekdikti ini menjadi wisudawan terbaik dengan pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi yaitu 3,91 (Cumlaude).

Turut hadir pada acara tersebut Rektor Undip Yos Johan Utama, Dinkes Provinsi Jawa Tengah Ratna Prima Dewi, Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Djoko Widyarto, RSUD Tugurejo Mohammad Anis, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jateng Djoko Handojo, ketua Ikatan Dokter Indonesia Semarang Elang Sumambar, Kepala Komkordik FK Mexitalia Setiawan Estiningtyas, IKA Medika Hesti Wahyuningsih, perwakilan RS William Booth Insusianing, serta tamu undangan lainnya.

Sumber: ristekdikti