Syarat akreditasi program studi (prodi) kampus semakin menantang. Untuk bisa mendapatkan akreditasi prodi A salah satu syaratnya, lulusan prodi tersebut harus terserap kerja. Tidak tanggung-tanggung, minimal 55 persen.
Kabar tersebut disampaikan Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) Suharnomo saat berkunjung ke kampus Universitas Terbuka (UT) Tangerang Selatan, Jumat (7/2). Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) itu mengatakan total ada sembilan ketentuan baru pengurusan prodi di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
“(Sebanyak, Red) 55 persen lulusannya terserap kerja dalam enam bulan. Ini salah satu yang utama,” katanya.
Suharnomo menuturkan saat ini penilaian dari Kemendikbud sedikit bergeser. Perguruan tinggi ditantang supaya tidak memproduksi sarjana saja.
Ketentuan lainnya adalah 55 persen lulusannya itu bekerja linier atau sesuai dengan jurusan yang diambil. Misalnya lulusan akuntansi, bekerja di sebagai akuntan atau sejenisnya.
“Kalau semua (lulusan perguruan tinggi, Red) kerja di tempat Pak Nadiem (sebagai driver ojek, Red) di Gojek naudzubillah himindalid. Kita (perguruan tinggi, Red) merasa berdosa,” jelasnya.
Jika kondisi tersebut terjadi, menurutnya ada yang salah pada bisnis proses di kampus bersangkutan. Suharnomo sendiri menyambut baik ketentuan baru itu. Dia merasa tertantang untuk mencetak lulusan sehingga bisa terserap di dunia kerja.
Bagi kampus-kampus yang besar, sudah banyak melakukan pembinaan karir melalui bursa kerja dan sejenisnya. Kemudian di Undip juga menyiapkan bekal sertifikasi bagi lulusannya sesuai jurusan supaya mempermudah masuk ke dunia kerja. Contohnya adalah sertifikasi pialang dan yang lainnya.
Lebih lanjut Suharnomo mengatakan kunjungannya ke UT untuk menjalin kerjasama kuliah online. Nantinya sejumlah mata kuliah inti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dibuka secara online. Sehingga bisa diakses kampus-kampus mitra seluruh Indonesia.
Wakil Rektor Bidang Akademik UT Mohamad Yunus mengatakan eberapa mata kuliah yang bakal dibuka secara online dan bisa diambil perguruan tinggi se-Indonesia. Mata kuliah itu adalah digital bisnis, kewirausahaan, dan e-commerce.
Kemudian ekonomi mikro, ekonomi makro, sistem perekonomian Indonesia, dan akuntansi. Yunus berharap proses pembuatan konten bisa dimulai. Sehingga perkuliahan online yang terbuka untuk kampus mitra bisa dimulai Desember 2020 atau Januari tahun depan.
Sumber: JP